News : Budayawan Toeti Heraty Tutup Usia

“Saya amat mencintai kehidupan, dan seni adalah salah satu hal yang saya rasa dapat menjadikan  bangsa ini bangkit, ekspresif, dan kreatif.”

-Toeti Heraty Noerhadi- dikutip dari lifestyle.bisnis.com, 19 April 2014


Seorang tokoh yang telah banyak berkontribusi pada pendidikan dan kebudayaan Indonesia, Prof. Dr. Toeti Heraty Noerhadi binti R. Roosseno Soerjohadikoesoemo berpulang di Jakarta pada Minggu, 13 Juni 2021, dalam usia 87 tahun. Ia dikenal sebagai penulis puisi dan karya ilmiah, penyair, akademisi, pejabat, pakar filsafat, budayawan, feminis, dan kolektor karya seni rupa.

Toeti, anak sulung dari enam bersaudara, lahir di Bandung, 27 November 1933. Ayahnya, Prof. Dr. Ir. Raden Roosseno Surjohadikoesoemo merupakan cendekiawan dan politikus yang menjadi salah seorang pendiri Universitas Gadjah Mada dan Yayasan Perguruan Cikini. Toeti lulusan sarjana muda Kedokteran Universitas Indonesia (UI) pada 1955; Sarjana Psikologi UI (1962); Sarjana Filsafat Rijksuniversiteit, Leiden, Belanda (1974); Doktor Filsafat UI (1979); dan Guru Besar Luar Biasa Fakultas Sastra UI (1994). Pernikahannya dengan Eddy Noerhadi, ahli kultur jaringan Institut Teknologi Bandung dikaruniai empat anak.

Toeti memiliki semangat yang intens dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan Indonesia hingga akhir hayatnya, baik melalui profesinya maupun aktivitas pribadinya. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Filsafat Fakultas Sastra UI, Ketua Program Pascasarjana UI Bidang Studi Filsafat, Rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada 1990-1996, Ketua Yayasan Mitra Budaya (1999), Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada 1982-1985, dan salah satu kurator Biennale Seni Rupa Jakarta IX 1993-1994 yang diselenggarakan DKJ. Toeti juga turut memperjuangkan kebijakan terkait ujian negara bagi dosen-dosen IKJ. Ia menjadi salah satu pendiri jurnal feminis pertama di Indonesia, Jurnal Perempuan. Toety juga aktif dalam berbagai kegiatan budaya, baik di dalam maupun di luar negeri.

Sebagai kolektor, Toeti menyimpan koleksinya di kediamannya yang kemudian menjadi Cemara 6 Galeri (kini Cemara 6 Galeri-Museum) di Kawasan Menteng, Jakarta. Ia mendirikan galeri privat tersebut tepat pada ulang tahunnya yang ke-60 (1993). Hingga kini, Cemara 6 Galeri-Museum terus mengelola koleksinya yang merupakan lukisan-lukisan maestro pelukis Indonesia dan buku-buku seni budaya, serta aktif menggelar berbagai aktivitas terkait seni dan budaya.  Sebagai penulis puisi, ia sempat membukukan kumpulan puisi-puisinya. Sajak-sajak Toeti diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, Belanda, Prancis, dan Jerman.


Referensi: